Jumat, 30 November 2012

Anggaran Bahan Baku


1. Budget Kebutuhan Bahan Baku
Pengertian   Budget   ini   ialah:   Budget   yang   merencanakan   secara   lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai dasar untuk penyusunan budget  pembelian bahan mentah dan budget biaya bahan mentah.
Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara tradisional dibagi menjadi   bahan   langsung   dan   bahan  tak   langsung   (bahan  pembantu).   Bahan langsung  pada  umumnya  menyatakan  semua  bahan  baku  yang  menjadi  bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat ditetapkan langsung  pada  harga  pokok  produk barang jadi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya, yaitu:
1)  Budget  unit  yang diproduksi, khususnya tentang kualitas, kuantitas barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
2)  Berbagai  standar  pemakaian  bahan  dari  masing-masing jenis bahan  mentah untuk  proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu :
a)   Berdasarkan data historis (pengalaman masa lalu), dengan cara membandingkan  jumlah  produk  pada  suatu  periode  dengan  jumlah  bahan  mentah   yang   dipergunakan   pada   periode   yang   sama.   Tetapi   apabila pengalaman  yang  lalu merupakan pengalaman yang kurang menguntungkan  (terjadi  pemborosan  bahan mentah) maka standar pemakaian bahan mentah  untuk periode yang akan datang merupakan standar yang paling ideal.
b)  Berdasarkan  pada penelitian khusus, yang dilakukan dengan mengukur serta meneliti beberapa produk barang jadi yang dihasilkan perusahaan, mengadakan penelitian laboratoris seperti produk obat-obatan,  kosmetik  dan  minuman,  dan  mengadakan  percobaan  proses  produksi  sambil  mengukur serta   menghitung jumlah unit bahan mentah yang digunakan   selama percobaan tersebut berlangung.
2. Budget Pembelian Bahan Baku
Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna secara khusus  sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah, penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor  yang  mempengaruhi penyusunan budget pembelian bahan mentah ialah :\
a)  Budget  unit kebutuhan bahan  mentah, khususnya rencana tentang  jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b)  Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh  perusahaan  pada  setiap  melakukan  pembelian bahan mentah (set up cost). Bila setiap  kali  melakukan  pembelian bahan  mentah,  biayanya  terlalu besar,  akan  mendorong  perusahaan  untuk tidak   sering   melakukan   transaksi   pembelian   bahan   mentah,   begitu   juga sebaliknya  sehingga  perusahaan  akan  melakukan  pembelian  dalam  jumlah   yang kecil.
c)   Biaya  yang  dianggap  oleh  perusahaan  sehubungan  penyimpanan  barang  di gudang. Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka akan mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam jumlah yang kecil dan apabila biayanya kecil akan  mendorong perusahaan melakukan penyimpanan dalam jumlah yang besar.
d)  Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang  akan  datang.  Bila  ada kecendrungan   harga   bahan   mentah   naik   akan   mendorong    perusahaan melakukan  pembelian  dalam  jumlah  yang  besar  dan  bila  harga  cenderung murah maka perusahaan akan mengurangi pembelian.
e)   Tersedianya   bahan   mentah   di  pasar.  Bilamana  bahan  mentah  tidak  selalu tersedia  dalam  jumlah  yang  tidak  banyak  di  pasar  maka  cenderung  akan  mendorong  pembelian  yang  besar,  dan jika persediaan bahan mentah sedikit  maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
f)   Modal ketja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang cukup akan  memberikan  kemungkinan untuk melakukan pembelian-pembelian bahan mentah dalam jumlah yang sangat besar, begitu juga sebaliknya.
g) Kebijaksanaan   perusahaan  di  bidang  persediaan  bahan  mentah  (inventory policy).  Bila  persediaan  bahan  mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan  mendorong  pembelian  bahan  mentah  juga  dalam  jumlah  yang  besar. Kebijaksanaan  di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa  faktor pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal kerja
Pendekatan  yang  terkenal  untuk  menghitung  kuantitas  pesanan  ekonomi (EOQ) menggunakan rumus berikut ini: EOQ= √(2AO) / C
A = Kuantitas yang dipergunakan dalam setahun (unit)
O = Biaya rata-rata tahunan untuk menempatkan pesanan
C  =  Biaya  penyimpanan  tahunan  untuk  menyimpan  satu  unit  dalam  persediaan selama  satu  tahun  (misalnya,  penyimpanan,  asuransi,  laba  atas  investasi  dalam persediaan)
3. Budget Biaya Bahan Baku
Adalah  Budget  yang  merencanakan  secara  lebih  terperinci  tentang  biaya   bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana  kualitas,  kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan budget harga pokok  produksi,  budget  harga  pokok  penjualan  yang  tercantum  dalam  master income statement budget bersama dengan budget upah  tenaga  kerja  langsung  dan budget biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam  penyusunan  budget  biaya bahan mentah antara lain:
a)  Budget unit kebutuhan bahan mentah
b)  Budget pembelian bahan mentah
c)   Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh  perusahaan, khususnya  yang  berhubungan  dengan  masalah  penilaian  bahan  mentah  yang diolah  dalam  proses  produksi.  Adapun  metode  pembukuan  bahan  mentah  itu ialah:
1.  Metode FIFO (First In First Out) : Dalam  metode  ini,  nilai  (harga)  dan  bahan  mentah  yang  diolah  lebih  awal didasarkan  pada  nilai  (harga)  bahan  mentah yang dibeli lebih awal, begitu juga  sebaliknya.
2.  Metode LIFO (Last In First out) :Nilai (harga) dan bahan mentah yang  diolah  lebih  awal  didasarkan  pada  nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih akhir, demikianjuga sebaliknya.
3.  Moving Average : Yaitu   metode   yang   menganggap   nilai   (harga)   bahan   mentah   yang   diolah berdasarkan   nilai  (harga)  rata-rata  pembelian  bahan  mentah  yang  pernah   dilakukan oleh perusahaan sejak awal sampai dengan yang terakhir.
Sumber  :  Dra.NARUMONDANG BULAN SIREGAR MM Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Sumatera Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar